Salah satu ajaran Islam yang
amat mendasar adalah tentang kasih sayang. Islam mengajarkan agar
setiap orang saling menjalin tali silaturrahmi dan membangun hubungan
kasih sayang antar sesama. Seseorang disebut beriman manakala sanggup mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
Di
dalam kitab suci al Qur’an banyak sekali disebut sifat Allah yang
sangat mulia, yaitu Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dalam surat
al Fatekhah, yang hanya terdiri atas tujuh ayat saja, dua di antaranya
menyebut sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ini. Manakala
pengulangan itu diartikan sebagai pentingnya persoalan itu, maka betapa sifat kasih sayang itu, -------menurut Islam, seharusnya selalu mewarnai kehidupan manusia pada setiap waktu.
Selain di dalam surat al Fatehah, ternyata di semua surat dalam al Qur’an kecuali surat at taubah, dimulai
dengan basmallah. Sifat Allah yang mulia ini selalu harus dibaca,
diingat, diperhatikan, dan dijadikan sebagai kalimat pembuka dalam setiap perbuatan. Bahkan, apa
saja yang tidak diawali dengan mengucap Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang tidak akan mendapatkan keuntungan atau pahala apa-apa.
Atas
dasar pemahaman seperti itu, maka umat Islam diajarkan tentang betapa
kasih sayang seharusnya selalu mewarnai hidupnya. Perbuatan apa saja
harus dimulai dengan menyebut basmallah. Artinya, kasih sayang harus
dijadikan dasar dan untuk mengawali bagi seluruh tindakan bagi kaum muslimin dalam menjalani kehidupannya.
Semua orang tanpa kecuali membutuhkan kasih sayang. Orang yang sedang membenci, marah, jengkel, sakit hati akan berubah, dan bahkan berbalik menjadi baik oleh
karena kasih sayang. Kasih sayang bagaikan air yang bisa mendinginkan
suasana panas dan atau api yang menyala-nyala. Semua orang membutuhkan
rasa kasih sayang dari mana saja.
Di antara jenis hewan
terdapat binatang buas yang sangat membahayakan terhadap siapapun.
Namun ternyata binatang buas itu bisa ditaklukan oleh para pawang dengan memberikan sentuhan-sentuhan kasih sayang kepada mereka. Kebuasan binatang itu bisa hilang dan berubah menjadi sahabat oleh karena disodori sikap kasih sayang saja. Kasih sayang itu bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, di antaranya dengan memberi sesuatu yang disenangi, atau perlakuan yang dibutuhkan.
Bangsa ini sudah sekian lama menghadapi berbagai persoalan. Bahkan,
akhir-akhir ini persoalan itu sudah tidak biasa dialami oleh bangsa
ini. Bentrokan antar kelompok, antar suku, antar pemuda, antar mahasiswa, antar aparat keamanan, antara aparat dan mahasiswa, dengan
pedagang kaki lima, antar kelompok agama, dan lain-lain, semua itu
sebetulnya terjadi oleh karena di antara mereka itu semua sudah tidak
terdapat perasaan saling kasih sayang.
Bahkan terjadinya kesenjangan sosial yang sedemikian jauh, antara orang kaya dan miskin atau antara yang berpunya dengan yang tidak punya sebenarnya adalah sebagai akibat tidak adanya kasih sayang. Manakala orang kaya dan miskin itu saling mendekat, memahami, menghormati, menjalin kasih sayang, maka akan berbuah tolong menolong, atau bantu membantu sehingga kemudian akan berakhir dengan hilangnya kesenjangan itu.
Islam mengajarkan tentang shadaqoh, zakat,
dan infaq. Pemberian sesuatu kepada orang lain berupa infaq, supaya
dilaksanakan baik dalam keadaan sempit dan lapang. Artinya, infaq
seharusnya dilakukan pada setiap waktu. Dan infaq itu adalah sebagai
bentuk atau wujud kasih sayang di antara sesama. Islam mengajarkan
kebersamaan atau berjama’ah.
Hubungan-hubungan sosial menurut ajaran Islam harus dilakukan atas dasar kasih sayang ini. Kegiatan apapun
manakala didasari oleh sifat mulia, yaitu kasih sayang maka akan
melahirkan kedamaian dan ketenteraman. Sebaliknya, kasih sayang akan
menghilangkan rasa permusuhan, saling membenci, melukai,
dan memusnahkan. Terjadinya bentrokan di mana-mana pada akhir-akhir ini
sebenarnya menggamabarkan bahwa sifat mulia, yaitu kasih sayang belum
tertanam secara kokoh di hati umat dan bangsa ini.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar