dapatkan uang KLIK disini

Senin, 10 Juni 2013

ANTARA ISA DAN MUHAMMAD


Ada sebuah klaim bahwa sesudah periode Nabi Isa al-Masih akan datang seorang Parakletos dengan sifat Hagios pneuma (lihat Injil Yohanes pasal 14 ayat 26) menjadi alasan positip bagi timbulnya hadis-hadis seperti ini yang mengisyaratkan kesamaan misi dan ajaran antara Yesus dan Muhammad.Sehingga eksistensi Muhammad dijadikan sandaran yang cukup kuat untuk membenarkan kedatangan ulang Yesus dengan syariat yang dibawa oleh Muhammad bagi para penafsir al-Qur’an dimasa lalu yang mendapat masukan dari mantan Kristen. Padahal justru keberadaan Yesus dengan syariat Muhammad memberikan gambaran negatip terhadap kesempurnaan Islam yang ada pada ajaran Muhammad itu sendiri. 

Sebagai Nabi yang bersifat universal, seolah misi Muhammad dianggap gagal dan harus ditegakkan ulang oleh Nabi sebelumnya yang hanya bersifat lokal. Jika kita mau jujur dengan fakta, kenapa harus Nabi Isa seorang yang dibangkitkan ? kenapa Nabi Musa tidak juga di-ikut sertakan ?Padahal hak pengembalian umat kejalan Tuhan, adalah haknya setiap Nabi yang ada dimasa lalu dan menjadi tanggung jawab mereka terhadap ajaran yang mereka bawa. 

Dalam hal ini Nabi Musa, Ibrahim, Yunus, Daud, Sulaiman atau bila memang Zoroaster dan Sidharta itu nabi maka Zoroaster dan Sidhartapun juga punya hak yang sama dengan Isa al-Masih. Masalahnya yang salah jalan bukan hanya umatnya Nabi Isa al-Masih, tetapi juga umat Hindhu, umat Budha, umat Zoroaster, umat Yahudi Unitarian (beda dengan umat Yahudi yang trinitarian). Lalu kenapa harus Isa ?
Dunia menjadi saksi pembantaian umat Islam di Palestina. Semuanya ulah bangsa Yahudi yang pernah menolak eksistensi kenabian Isa, mereka hanya bersyariat kepada Musa. Apa mereka tidak lebih pantas diluruskan daripada umatnya Isa ? jika patokannya adalah urusan ketuhanan, okelah umat Yahudi kita sebut bertauhid, maka bagaimana dengan umat Budha, Hindu, Zoroaster yang juga menyimpang dari Tauhid? Bukankah inilah yang menjadi tugasnya dari Nabi Muhammad ?

Bila memang Tuhan katakanlah menganggap perlu untuk mempertahankan eksistensi Nabi Isa al-Masih sehingga beliau tetap hidup sampai hari ini. Kenapa Dia tidak membiarkan Isa untuk tetap panjang usia sampai hari ini tanpa harus mengutus Muhammad terlebih dahulu ? Atau kenapa al-Qur’an tidak diberikan saja langsung pada Nabi Isa al-Masih dan membuatnya sekaligus sebagai seorang Nabi yang universal tanpa harus dibatasi kedaerahan dan kesukuan ?
Sebab dengan pemaksaan kehadiran Isa al-Masih untuk kedua kali diakhir zaman, ini sama saja dengan menganggap eksistensi Muhammad tidak berarti apa-apa. Maha Suci Allah dari apa yang sudah kita persangkakan– Sesungguhnya Dia sudah menurunkan wahyu-Nya dengan jelas mengenai perkara ini dan sama sekali tidak membingungkan.
Muhammad merangkum semua misi kelokalan yang pernah ada dimasa lalu dan menjadi satu misi universal, lintas bangsa dan daerah. Beliaulah dengan al-Qur’annya yang bertugas untuk meluruskan kekeliruan manusia dalam mengamalkan ajaran agama mereka yang dinisbatkan pada ajaran para Nabi dan Rasul Tuhan terdahulu.
Muhammad akan mencakup semua kedaerahan yang pernah ada dimasa silam, tidak hanya pada bangsa Israel, tetapi juga pada semua umat yang kepadanya sudah pernah diutus para Nabi dan Rasul.
Oleh karena itu maka ditinjau dari sudut pandang ini, pengutusan Nabi Isa untuk kedua kalinya, secara tidak langsung akan Membatalkan fungsi Khatamun Nabiyyin dari Muhammad, membatasi keuniversalan misi beliau serta menganggap Islam yang diturunkan kepada Muhammad masih belum cukup sempurna dan efektif sehingga masih harus disempurnakan oleh seorang Nabi lainnya.
Hadis-hadis tentang kemunculan Imam Mahdi dan berbagai fenomena akhir zaman terdiri dari puluhan dan bahkan mungkin ratusan buah. Dari jumlah yang banyak tersebut tidak semuanya menyebut eksistensi Nabi Isa al-Masih. Sehingga kepercayaan kita pada kehadiran Imam Mahdi dengan beragam kejadian yang menyertainya bisa saja dilepaskan dari kehadiran Nabi terakhir untuk umat Bani Isael tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar