1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran
Al-Qur'an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai
ubat bagi hati manusia. "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang
menjadi ubat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Al-Isra ': 82).
Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk
menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, "Caranya ada dua macam: pertama,
engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus
menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan
semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur'an, memikirkan dan
memahami apa yang dimaksudkan dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus
mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk
mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh. "
2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Quran dan Sunnah
Al-Quran dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt.
Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya
akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi
relung-relung hatinya.
Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang
memiliki nama-nama yang baik (asma'ul husna). Dialah Al-'Azhim,
Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir,
Al-Muth'ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya
lah kita kembali.
Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, "Dan mereka
tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal
bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit
digulung dengan tangan kanan-Nya." (Az-Zumar: 67)
3. Carilah ilmu syar'i
Sebab, Al-Qur'an berkata, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu." (Fathir: 28).
Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut
kepada Allah.
Allah berfirman, "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu
tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan
oleh Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan
akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan
kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.
Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa
menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman
dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu
bagaimana nikmatnya syurga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu
untuk meraihnya.
4. Mengikutlah halaqah zikir
Suatu hari Abu Bakar melawat Hanzhalah. "Bagaimana keadaanmu, wahai
Hanzhalah?" Hanzhalah menjawab, "Hanzhalah telah berbuat munafik." Abu
Bakar bertanya apa sebabnya. Kata Hanzhalah, "Jika kami berada di sisi
Rasulullah saw., Beliau mengingatkan kami tentang neraka dan syurga yang
seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah
kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan
isteri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa. "
Lantas kedua-duanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata
Rasulullah, "Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu
sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam zikir, tentu
para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam
perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa'atah, sa'atan, sa'atan.
"(Shahih Muslim no. 2750)
Begitulah majlis zikir. Bisa menambah berat iman kita. Makanya para
sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir.
"Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat," begitu ajak Muadz
bin Jabal. Di halaqah itu, kita boleh melaksanakan hal-hal yang
diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Quran, membaca hadis, atau
mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.
5. Perbanyaklah amal soleh
Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, "Siapa di antara kamu yang
berpuasa pada hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Lalu Rasulullah
saw. bertanya lagi, "Siapa di antara kamu yang hari ini menjenguk orang
sakit?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Lalu Rasulullah saw. bersabda,
"Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan
masuk syurga." (Muslim)
Begitulah seorang mukmin yang Shaddiq (sejati), begitu bersemangat
menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal soleh. Mereka
berlumba-lumba untuk mendapatkan syurga. "Berlumba-lumbalah kamu kepada
(mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan syurga yang luasnya seluas langit
dan bumi." (Al-Hadid: 21)
Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah
swt., "Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada
akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada
harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bahagian. "(Adz-Dzariyat: 17-19)
Banyak beramal soleh, akan menguatkan iman kita. Jika kita berterusan
dengan amal-amal soleh, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadis
qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahawa Allah berfirman, "Hamba-Ku
sentiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku
mencintainya." (Shahih Bukhari no. 6137)
6. Lakukan berbagai macam ibadah
Ibadah mempunyai banyak ragamnya. Ada ibadah fizikal seperti puasa,
ibadah bahan seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan zikir. Ada juga
ibadah yang yang menggabungkan semuanya seperti haji. Semua ragam
ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.
Puasa membuat kita khusyu 'dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa
diawasi Allah). Solat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita
kurang sempurna kualitinya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit
hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.
Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman
kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu
banyak pintu untuk masuk syurga. Rasulullah saw. bersabda, "Sesiapa yang
menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari
pintu-pintu syurga: 'Wahai hamba Allah, ini adalah baik.' Lalu sesiapa
yang menjadi orang yang banyak mendirikan solat, maka dia dipanggil dari
pintu solat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia
dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak
melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa
menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari
pintu sedekah. "(Bukhari no. 1798)
7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su'ul khatimah
Rasa takut su'ul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa
menjaga iman kita. Penyebab su'ul khatimah adalah lemahnya iman
menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika
nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu
mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.
8. Banyak-banyaklah ingat mati
Rasulullah saw. bersabda, "Dulu aku melarangmu menziarahi kubur,
ketahuilah sekarang ziarahilah kubur kerana hal itu boleh melunakan
hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah
kamu mengucapkan kata-kata yang kotor." (Shahihul Jami 'no. 4584)
Rasulullah saw. juga bersabda, "Banyak-banyaklah mengingati penebas kelazatan-kelazatan, iaitu kematian." (Tirmidzi no. 230)
Mengingat-ingat mati boleh mendorong kita untuk mengelakkan diri dari
berbuat durhaka kepada Allah dan dapat melunakkan hati kita yang keras.
Kerana itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, "Kunjungilah orang sakit
dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari
akhirat." (Shahihul Jami 'no. 4109)
Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas.
Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati.
Tubuhnya rosak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan
wajah. Tulang-tulang hancur.
Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita
menyegerakan taubat, membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki,
dan tambah rajin beribadah.
9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat
Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya,
surah Qaf, Al-Waqi'ah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba,
Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadis-hadis Rasulullah saw.
Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita
menyaksikan semua itu dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua
pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan,
berkumpul di mahsyar, tentang syafa'at Rasulullah saw., Hisab, pahala,
qisas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di syurga atau
neraka; semua itu menambah tebal iman kita.
10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika
mereka melihat awan, maka mereka gembira kerana berharap turun hujan.
Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu
ketidaksukaan di wajahmu. "Rasulullah saw. menjawab, "Wahai Aisyah, aku
tidak merasa aman jika di situ ada azab. Sebab ada suatu kaum yang
pernah diazab kerana angin, dan ada suatu kaum yang melihat azab sambil
berkata, 'Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami'.
"(Muslim no. 899)
Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan,
jika melihat gerhana, terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu
Musa, "Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam
keadaan ketakutan. Beliau takut kerana gerhana itu merupakn tanda
kiamat. "
11. Berdzikirlah yang banyak
Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kubur
sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak boleh
kembali. Kerana itu, orang yang ingin mengubati imannya yang lemah,
harus memperbanyak dzikirullah. "Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa."
(Al-Kahfi: 24) "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lha hati menjadi
tenteram." (Ar-Rad: 28)
Ibnu Qayim berkata, "Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak boleh
mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati
kekerasan hatinya dengan dzikrullah. "
12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya
Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat
dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., "Saat seseorang paling dekat dengan
Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa."
(Muslim no. 428)
Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang
mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di
hatinya. Semakin menampakkan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah,
semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada
Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt.
13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk
Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat
saja. Banyak berangan-angan hanyalah memenjara diri dan memupuk perasaan
hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.
Allah swt. berfirman, "Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan
kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada
mereka azab yang telah dijanjikan kepada mereka, nescaya tidak berguna
bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya." (Asy-Syu'ara: 205-207 )
"Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari." (Yunus: 45)
14. Memikirkan kehinaan dunia
Hati seseorang bergantung kepada kandungan kepalanya. Apa yang
difikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya dunia adalah
segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta
dunia sebangun dengan takut mati. Dan kata Allah swt., "Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Ali Imran)
Kerana itu fikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw.,
"Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam itu boleh dijadikan
perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak
keturunan Adam, dan sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa
diketahui akan menjadi apakah ia. "(Thabrani)
Dengan memikirkan bahawa dunia hanya seperti itu, fikiran kita akan
mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi: surga dan segala kenikmatan
yang ada di dalamnya.
15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah
"Sesiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati." (Al-Hajj: 32)
"Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka
itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhan-nya." (Al-Hajj: 30)
Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau
waktu tertentu. Yang termasuk hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan
Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; Tempat-tempat suci (Masjid
Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan masa-masa yang tertentu seperti
bulan-bulan haram.
Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa
kecil. Sebab, banyak manusia binasa karena mereka menganggap ringan
dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., "Jauhilah dosa-dosa kecil, kerana
dosa-dosa kecil itu boleh berhimpun pada diri seseornag hingga ia boleh
membinasakan dirinya."
16. Menguatkan sikap al-wala 'wal-bara'
Al-wala 'adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada
sesama muslim. Sedangkan wal-bara adalah berlepas diri dan rasa memusuhi
kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung
pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat
lemah.
Memurnikan kesetiaan hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang yang
beriman adalah perkara yang boleh menghidupkan iman di dalam hati kita.
17. Bersikap tawadhu
Rasulullah saw. bersabda, "Merendahkan diri termasuk bagian dari iman." (Ibnu Majah no. 4118)
Rasulullah juga berkata, "Barangsiapa menanggalkan pakaian karena
merendahkan diri kepada Allah padahal dia mampu mengenakannya, maka
Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk,
sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman
mana yang dikehendaki untuk dikenakannya." (Tirmidzi no. 2481)
Maka tak hairan jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf-sahabat
yang kaya-tidak berbeza dengan yang dikenakan para budak yang
dimilikinya.
18. Perbanyak amalan hati
Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya,
berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka dan redha dengan semua
takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi
dengan perasaan syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti
itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara ', dan mawas diri.
Inilah halawatul iman (manisnya iman)
19. Sering menghisab diri
Allah berfirman, "Wahai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat)." (Al-Hasyr: 18)
Umar bin Khattab r.a. berwasiat, "Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu
dihisab." Selagi waktu kita masih longgar, hitung-hitunglah bekal kita
untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat keampunan dan
syurga dari Allah swt.? Sungguh ini cara yang berkesan untuk
memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.
20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman
Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang
dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw. berwasiat, "Iman itu dijadikan
di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang
dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di
dalam hati."
Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah
hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada daya dan upaya kami kecuali
dengan pertolonganMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar